Senin, 03 Februari 2014

Budaya Organisasi


Masyarakat dan budaya merupakan dua mata sisi yang tidak dapat dipisahkan, suatu masyarakat walaupun sangat sederhana akan mengembangkan budaya sebagai acuan dalam menanggapi lingkungannya, dengan demikian tanpa masyarakat, budaya tidak akan pernah ada.  Begitu pula dalam suatu organisasi atau lembaga, budaya memiliki fungsi yang sangat penting.  Budaya menciptakan perbedaan yang jelas antara suatu organisasi dengan organisasi lain, memberikan identitas ke anggota-anggota, mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada kepentingan diri pribadi seseorang dan meningkatkan kemantapan sistem sosial.  Budaya juga dapat dikatakan berfungsi sebagai pedoman bagi para karyawan dalam bersikap dan berperilaku. 

Stephen P. Robbins (2003:726) menyatakan bahwa :
“Secara alami budaya sukar dipahami, tidak berwujud, implisit, dan diterima apa adanya.  Tetapi semua organisasi mengembangkan seperangkat inti asumsi, pemahaman, dan aturan yang mengatur perilaku sehari-hari dalam tempat kerja.  Sebelum masuk karyawan harus mempelajari terlebih dahulu aturan-aturan itu agar dapat diterima dengan baik sebagai anggota penuh organisasi tersebut”.

Organisasi dengan budaya memiliki keterkaitan yang sangat erat.  Tanpa adanya budaya, organisasi tidak akan berkembang dengan baik karena budaya memiliki peran yang strategis terhadap kesuksesan organisasi.  Saat ini budaya organisasi telah menjadi konsep penting dalam memahami suatu organisasi atau lembaga.

Simon (1999:52) menyatakan bahwa, “Organisasi adalah sebagai kerangka struktur dimana pekerjaan dari beberapa orang diselenggarakan untuk mewujudkan suatu tujuan bersama”.  Organisasi dicirikan oleh perilakunya yang terarah pada tujuan.  Tujuan dan sasaran organisasi dapat dicapai lebih efisien dan efektif melalui tindakan-tindakan individu dan kelompok yang diselenggarakan dengan persetujuan bersama.  Organisasi juga menciptakan lingkungan dimana sebagian besar pegawai menghabiskan waktunya untuk melaksanakan tugas dan kewajiban.  Oleh sebab itu,  organisasi mempunyai pengaruh besar atas perilaku pegawainya.  Organisasi terbentuk dari kumpulan individu yang berbeda baik sifat, karakter, keahlian, pendidikan, dan latar belakang pengalaman dalam hidupnya, perlu ada pengakuan pandangan yang akan berguna untuk pencapaian misi dan tujuan organisasi tersebut.   
                             
Organisasi itu memiliki suatu kepribadian yang disebut budaya organisasi.  Suatu organisasi atau lembaga baik itu lembaga milik pemerintah ataupun lembaga swasta di dalamnya pasti terdapat suatu budaya organisasi, meskipun pada organisasi-organisasi tertentu mudah diidentifikasi dan mempunyai banyak pengaruh baik terhadap personalia maupun konsumen atau pelanggan daripada yang lain. 
Budaya organisasi merujuk pada suatu sistem pengertian yang diterima secara bersama-sama oleh anggota-anggota yang mana membedakan organisasi itu dari organisasi-organisasi lain.  Setiap organisasi terdapat pola mengenai kepercayaan, mitos, ritual serta praktek-praktek yang telah berkembang sejak beberapa lama.  Kesemuanya itu pada gilirannya akan menciptakan pemahaman yang sama di antara para anggota mengenai bagaimana sebenarnya anggota itu dan bagaimana anggotanya harus berperilaku.

Stephen P. Robbins (2003:721) menyatakan :
“Budaya organisasi merupakan seperangkat karakteristik utama yang dihargai oleh organisasi itu.  Setiap karakteristik tersebut berada pada kontinum dari rendah ke tinggi.  Dengan demikian, budaya organisasi menjadi dasar bagi perasaan pemahaman bersama yang dimiliki pada anggota mengenai organisasi, cara penyelesaian urusan di dalamnya, dan cara para anggota diharapkan berperilaku”.

Budaya organisasi bertujuan untuk menentukan dan memberikan suatu arah kepada pegawainya mengenai apa yang boleh dan tidak boleh di lakukan, mengalokasikan sumber daya dan memanfaatkan sumber daya organisasional serta sebagai alat untuk menghadapi masalah baik internal seperti perselisihan pendapat antara atasan dengan bawahan atau antar rekan sekerja yang akan memicu terjadinya konflik maupun masalah eksternal seperti keluhan dari masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan oleh pegawai.  Para pegawai diharapkan mampu mengatasi segala permasalahan yang terjadi dalam organisasi atau lembaga tersebut mulai dari menggagas, merumuskan, menganalisis dan menguraikan masalah tersebut dalam budaya organisasi.

Selain budaya organisasi, faktor penting dalam kesuksesan suatu organisasi atau lembaga adalah pegawai atau tenaga kerja.  Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu organisasi atau lembaga dalam mencapai tujuannya, di samping faktor lainnya seperti money, methode, materials, machines dan market.  Sumber Daya Manusia menurut Simanjuntak (1998:1) bahwa:
“Sumber Daya Manusia atau Human Resourses mengandung pengertian manusia yang mampu bekerja untuk memberikan jasa pada usaha kerja.  Sumber Daya Manusia (SDM) di dalam organisasi diperlukan dalam bentuk ketegasan dari organisasi yang dituangkan dalam bentuk budaya kerja yang akan mencerminkan spesifikasi dan karakter organisasi tersebut”.


Budaya kerja ini akan menjadi milik dan pedoman bagi seluruh pegawai yang ada di dalam organisasi tersebut dalam menjalankan tugasnya.  Pegawai publik di dorong untuk selalu memberikan perhatiannya terhadap pengembangan kemampuan kerja mereka terutama dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.  Sebagai abdi negara sering kali pegawai sektor publik lebih berorientasi pada pimpinannya.  Bentuk pengabdian yang diberikan tidak kepada rakyat namun pada pimpinan di atasnya.  Para pegawai diharapkan tidak sekedar bekerja untuk mencari nafkah, namun untuk mengembangkan diri dan melaksanakan tugasnya sebagai abdi negara yang memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan kebutuhannya.  Oleh karena itu, keinginan untuk menggapai prestasi yang tinggi akan menghantarkannya pada upaya meningkatkan kualitas kerja, sehingga kinerja dari para pegawai publik menjadi lebih baik.  Melalui kinerja yang baik dari para pegawai publik diharapkan dapat mengembangkan organisasi atau lembaga tersebut ke arah yang lebih maju.

Budaya organisasi dengan sukses gagalnya kinerja suatu organisasi memiliki hubungan yang erat.  Kedua hal ini saling mempengaruhi satu dengan yang lain.  Andreas Lako dalam Handoko (2004:110) menyatakan bahwa “Budaya organisasi merupakan faktor penentu utama terhadap kesuksesan kinerja suatu organisasi atau lembaga”.  Seperti telah disebutkan sebelumnya, bahwa selain  budaya organisasi faktor lain yang menentukan berhasil atau tidaknya kinerja suatu organisasi adalah karyawan.   Karyawan publik dituntut untuk dapat meningkatkan kinerjanya agar organisasi atau lembaga tempat mereka bekerja mampu tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan.  Namun, pada kenyataannya banyak organisasi atau lembaga yang kurang memperhatikan peran strategis dari budaya organisasi, sehingga budaya organisasi kurang dipahami oleh sebagian besar anggota organisasi.